BERITA 1
Widodo: Timnas
Kalah Karena Lelah
Ary Wibowo | Caroline Damanik | Rabu,
29 Februari 2012 | 09:42 WIB
Kompas/Heru Sri Kumoro
Pelatih Timnas U-21 Widodo C Putro memberikan arahan kepada
pemain yang mengikuti seleksi Timnas U-21 di Senayan, Jakarta , Senin (9/1/2012). Sebanyak 57 pemain
mengikuti seleksi untuk diberangkatkan ke Brunei Darussalam mengikuti kejuaraan
Hassanal Bolkiah Trophy pada 25 Februari hingga 5 Maret mendatang.
TERKAIT
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional U-21, Widodo
Cahyono Putro, mengaku kecewa dengan kekalahan 1-3 anak asuhnya dari Myanmar
dalam lanjutan turnamen Hassanah Bolkiah Trophy di Hassanah Bolkiah National
Stadium, Selasa (28/2/2012). Dia menilai, kondisi fisik dan stamina pemain
menjadi permasalahan dalam pertandingan tersebut."Secara permainan, anak anak bermain baik terutama di babak pertama. Faktor kelelahan diakibatkan padatnya jadwal pertandingan, seperti kita sama sama tahu,
Sebelum melawan
"Jadi yang menjadi faktor utama kekalahan yaitu kelelahan sehingga hilang konsentrasi di awal babak kedua," kata Widodo.
Dengan kekalahan itu, posisi
"Untuk pertandingan berikutnya kita ada evaluasi dan istirahat yang cukup panjang sehingga diharapkan recovery anak-anak cukup dan bisa kembali bugar sehingga bisa maksimal di pertandingan terakhir," tutup Widodo.
BERITA 2
Tornado Tewaskan 18 Orang di
AS
| Egidius Patnistik | Sabtu, 3 Maret 2012 | 13:42 WIB
AP
Jejak kehancuran. Kota Harrisburg, Illinois, merupakan salah satu area yang
paling parah dilanda tornado. Tampak jelas jalur acak badai itu dari kehancuran
rumah yang diderita sejumlah warga.
TERKAIT:
INDIANA,
KOMPAS.com — Tornado yang menerjang Indiana, Amerika Serikat, Jumat (2/3/2012),
menewaskan 13 orang, kata sejumlah pejabat negara bagian itu. Di Kentucky, lima orang tewas akibat
badai yang berkaitan dengan tornado, kata pejabat di Kantor Gubernur Steve
Beshear, Jumat.
Badai kuat yang menerpa mulaidari Gulf Coast
sampai Great Lakes itu meluluhlantakkan dua kota kecil di Indiana, Jumat. Badai itu
mencabik atap sekolah dan rumah, meratakan gedung pemadam, menjungkirbalikkan
traktor serta truk dan merusak kompleks penjara dengan pengamanan maksimum. Itu
merupakan tornado mematikan kedua dalam satu pekan.
Pemerintah melaporkan, korban jiwa terdapat di Indiana, di mana bangunan menjadi rata dengan tanah. Marysville dan Henryville, yang lokasinya berdekatan, juga menderita rusak parah. Masing-masingkota itu dihuni oleh 2.000 warga.
Pemandangan dari helikopter televisi berita yang terbang di atas Henryville memperlihatkan banyak rumah menjadi puing, sebagian dengan atap terlepas. Gambar video yang diambil WLKYdi
Louisville , Kentucky ,
juga memperlihatkan sebuah bus sekolah yang ringsek, sementara bangunan satu
lantai dan puluhan bangunan semipermanen porak-poranda. Sebuah sekolah menengah
di Henryville rusak parah dan lantai dua bangunan sekolah di sebelahnya
tercabik. Pemerintah menyatakan kegiatan sekolah sedang berlangsung ketika tornado
menerjang, tetapi hanya ada korban cedera ringan.
Ancaman tornado diperkirakan berlangsung sampai Jumat larut malam waktu sempat di beberapa bagianKentucky , Tennessee ,
Indiana , dan Ohio . Petugas ramalan cuaca di Storm
Prediction Center, National Weather Service, di Oklahoma mengatakan, rangkaian
besar badai membuat 10 juta orang di beberapa negara bagian AS menghadapi
risiko tinggi terkena cuaca ekstrem.
Badai kuat yang menerpa mulai
Pemerintah melaporkan, korban jiwa terdapat di Indiana, di mana bangunan menjadi rata dengan tanah. Marysville dan Henryville, yang lokasinya berdekatan, juga menderita rusak parah. Masing-masing
Pemandangan dari helikopter televisi berita yang terbang di atas Henryville memperlihatkan banyak rumah menjadi puing, sebagian dengan atap terlepas. Gambar video yang diambil WLKY
Ancaman tornado diperkirakan berlangsung sampai Jumat larut malam waktu sempat di beberapa bagian
Sumber :
ANT, REUTERS
BERITA 3
Okie Agustina Resmi Jadi
Calon Istri Gunawan Dwi Cahyo
Ichsan Suhendra | Ati Kamil | Sabtu, 3 Maret 2012 | 12:40
WIB
KOMPAS IMAGES/FIKRIA
HIDAYAT
Artis peran Okie Calerista Agustina Sofyan (32) dan pemain
tim nasional U-23 Gunawan Dwi Cahyo (22) menunjukkan cincin usai prosesi
lamaran di kediaman Okie di Nirwana Residence Bogor , Jawa Barat, Sabtu (3/3/2012). Acara
pernikahan mereka akan dilangsungkan 13 Juli 2012.
TERKAIT:
BOGOR,
KOMPAS.com — Artis peran Okie Calerista Agustina Sofyan (32) telah dilamar
oleh pemain tim nasional U-23, Gunawan Dwi Cahyo (22). Prosesi itu
dilangsungkan di kediaman Okie di Nirwana Residence, Bogor , Jawa Barat.
Gunawan dan keluarganya yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah, datang tepat pukul 10.00 WIB. Raut muka pria yang mengenakan setelan jas dan celana panjang hitam plus kemeja marun ini tampak tegang ketika masuk ke dalam kediaman rumah calon istrinya tersebut.
Prosesi itu diawali dengan ramah-tamah keluarga kedua pihak tanpa kehadiran Okie. Okie baru keluar dari kamar ketika pihak Gunawan hendak menyampaikan lamaran. Okie pun sempat menjawabnya dengan canda, "Mau diterima?"
Lamaran pihak Gunawan diterima. Kemudian, ibu Okie, Sri Mulyani, menyematkan cincin ke jari manis Gunawan dan ibu Gunawan melakukan hal yang sama kepada Okie. Selain cincin, Gunawan juga menyerahkan kalung emas berliontin inisial nama lengkapnya, GDC. "Kalungnya sudah ada inisial nama, tandanya jadi hak milik," celetuk Okie ketika lehernya dilingkarkan kalung itu oleh ibu Gunawan.
Seserahan untuk Okie juga terlihat dibawa oleh keluarga Gunawan. Isinya, antara lain, perlengkapan shalat, kosmetik, tas, perlengkapan mandi, dan pakaian dalam. Prosesi tersebut ditutup dengan doa.
Gunawan dan keluarganya yang berasal dari Jepara, Jawa Tengah, datang tepat pukul 10.00 WIB. Raut muka pria yang mengenakan setelan jas dan celana panjang hitam plus kemeja marun ini tampak tegang ketika masuk ke dalam kediaman rumah calon istrinya tersebut.
Prosesi itu diawali dengan ramah-tamah keluarga kedua pihak tanpa kehadiran Okie. Okie baru keluar dari kamar ketika pihak Gunawan hendak menyampaikan lamaran. Okie pun sempat menjawabnya dengan canda, "Mau diterima?"
Lamaran pihak Gunawan diterima. Kemudian, ibu Okie, Sri Mulyani, menyematkan cincin ke jari manis Gunawan dan ibu Gunawan melakukan hal yang sama kepada Okie. Selain cincin, Gunawan juga menyerahkan kalung emas berliontin inisial nama lengkapnya, GDC. "Kalungnya sudah ada inisial nama, tandanya jadi hak milik," celetuk Okie ketika lehernya dilingkarkan kalung itu oleh ibu Gunawan.
Seserahan untuk Okie juga terlihat dibawa oleh keluarga Gunawan. Isinya, antara lain, perlengkapan shalat, kosmetik, tas, perlengkapan mandi, dan pakaian dalam. Prosesi tersebut ditutup dengan doa.
Jika
kelak mereka menikah, itu akan menjadi yang pertama bagi Gunawan dan yang kedua
bagi Okie. Sebelum ini, Okie pernah menjadi istri Sigit Purnomo Syamsuddin Said
alias Pasha "Ungu", tetapi lalu bercerai. Dengan Pasha, Okie sudah
dikaruniai tiga anak.
Foto
lengkap di: KOMPAS IMAGES
BERITA 4
Saat Pelajaran,
Belasan Siswa SMP Kesurupan
Slamet Priyatin | Inggried Dwi Wedhaswary | Sabtu, 3 Maret
2012 | 13:01 WIB
k9-11
Siswa yang kesurupan saat ditolong gurunya
TERKAIT:
KENDAL,
KOMPAS.com — Belasan siswa SMP Negeri 4 Cepiring, Kendal, Jawa Tengah,
mengalami kesurupan saat pelajaran berlangsung, Sabtu (3/3/2012). Menurut salah
seorang guru SMP 4 Cepiring, Adi Widodo, kesurupan massal tersebut terjadi
sekitar pukul 09.00 WIB. Awalnya, hanya satu siswi yang kesurupan. Tak lama
merembet ke siswa-siswi lainnya.
"Kesurupan terus merembet ke siswa yang lain. Sebelum kesurupan, siswa mengaku mual dan pusing, kemudian teriak-teriak," kata Adi.
Adi mengungkapkan, sebelumnya, pada hari Kamis (1/3/2012) lalu, belasan siswa juga mengalami hal yang sama. Menurut Adi, salah satu siswi yang kesurupan mengaku bernama Mbah Parman. Siswi yang kesurupan tersebut berteriak kalau rumahnya telah dirusak sehingga dia marah. Diduga, rumah sosok Mbah Parman tersebut adalah sebuah pohon sirsak kecil yang berada di area parkir sekolah tersebut. Pohon tersebut ditebang sepekan lalu untuk perluasan lahan parkir.
"Satu siswi yang masih tidak sadar itu berteriak-teriak, 'Kembalikan rumahku'. Terus dia mengaku kalau bernama Mbah Parman," jelas Adi.
Belasan siswa ini akhirnya sadar setelah mengalami kesurupan selama satu jam dan dibacakan ayat-ayat Al Quran oleh guru agama, Sunarso.
"Kesurupan terus merembet ke siswa yang lain. Sebelum kesurupan, siswa mengaku mual dan pusing, kemudian teriak-teriak," kata Adi.
Adi mengungkapkan, sebelumnya, pada hari Kamis (1/3/2012) lalu, belasan siswa juga mengalami hal yang sama. Menurut Adi, salah satu siswi yang kesurupan mengaku bernama Mbah Parman. Siswi yang kesurupan tersebut berteriak kalau rumahnya telah dirusak sehingga dia marah. Diduga, rumah sosok Mbah Parman tersebut adalah sebuah pohon sirsak kecil yang berada di area parkir sekolah tersebut. Pohon tersebut ditebang sepekan lalu untuk perluasan lahan parkir.
"Satu siswi yang masih tidak sadar itu berteriak-teriak, 'Kembalikan rumahku'. Terus dia mengaku kalau bernama Mbah Parman," jelas Adi.
Belasan siswa ini akhirnya sadar setelah mengalami kesurupan selama satu jam dan dibacakan ayat-ayat Al Quran oleh guru agama, Sunarso.
BERITA 5
Kakek Tunanetra Hidup dari
Sangkar Ayam
Abdul Haq | Glori K. Wadrianto | Jumat, 2 Maret 2012 | 08:25
WIB
|
KOMPAS.com/
ABDUL HAQ Duma (70), warga Suraetampangeng, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo,
Sulawesi Selatan tetap mampu bekerja menopang ekonomi keluarganya dengan
membuat sangkar ayam, meski ia tunanetra.
Foto:
WAJO,
KOMPAS.com – Demi menyambung hidup, Duma (70), seorang kakek tunanetra di
Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, harus bekerja sebagai pembuat sangkar ayam.
Meski upah tergolong tak sebanding dengan keringatnya, namun pekerjaan ini
harus dilakoni demi menopong kehidupan keluarganya. Setiap hari, Duma harus
menganyam bambu untuk membuat sangkar ayam pesanan warga.
Ditemui digubuk kecilnya Jumat, (2/3/2012), Duma terlihat tekun menganyam bambu. Kondisi gubuk yang sempit bukanlah halangan baginya untuk tetap bekerja. Tak jarang sang isteri, Bengnga, turut merapikan kerangka sangkar ayam ini. Pasalnya, kerangka ini harus diukur dengan indera pengelihatan untuk menentukan lingkaran sangkar yang akan dibuat.
Duma mendapatkan upah Rp 15 ribu untuk tiap sangkar yang dianyamnya. Belum lagi biaya bahan dasar bambu yang harus ditanggungnya sendiri, seharga Rp 10 ribu per satu batang bambu. Artinya, Duma hanya mendapatkan hasil Rp 5 ribu per satu sangkar ayam yang dikerjakan dalam tempo tiga hari.
Meski terasa tak sebanding, namun Duma tak memiliki pilihan. “Yah mau diapa tidak ada pekerja lain. Cuma menantuku saja yang bekerja. Itupun kerjanya cuma kuli bangunan, makanya saya bikin ini kurungan ayam," ujar Duma sambil membasuh keringat yang membasahi sekujur tubuhnya.
Duma memang telah mengalami kebutaan sejak 20 tahun yang lalu akibat penyakit katarak, dan tak pernah tertangani oleh medis. Meski demikian, Duma masih tetap memiliki harapan untuk sembuh. “Dulu pernah ada dokter datang periksa. Katanya ini penyakit katarak, dan bisa sembuh kalau dioperasi," ujar Asim, anak Duma. Namun sayangnya segalanya harus terbentur oleh biaya pengobatan rumah sakit.
Ditemui digubuk kecilnya Jumat, (2/3/2012), Duma terlihat tekun menganyam bambu. Kondisi gubuk yang sempit bukanlah halangan baginya untuk tetap bekerja. Tak jarang sang isteri, Bengnga, turut merapikan kerangka sangkar ayam ini. Pasalnya, kerangka ini harus diukur dengan indera pengelihatan untuk menentukan lingkaran sangkar yang akan dibuat.
Duma mendapatkan upah Rp 15 ribu untuk tiap sangkar yang dianyamnya. Belum lagi biaya bahan dasar bambu yang harus ditanggungnya sendiri, seharga Rp 10 ribu per satu batang bambu. Artinya, Duma hanya mendapatkan hasil Rp 5 ribu per satu sangkar ayam yang dikerjakan dalam tempo tiga hari.
Meski terasa tak sebanding, namun Duma tak memiliki pilihan. “Yah mau diapa tidak ada pekerja lain. Cuma menantuku saja yang bekerja. Itupun kerjanya cuma kuli bangunan, makanya saya bikin ini kurungan ayam," ujar Duma sambil membasuh keringat yang membasahi sekujur tubuhnya.
Duma memang telah mengalami kebutaan sejak 20 tahun yang lalu akibat penyakit katarak, dan tak pernah tertangani oleh medis. Meski demikian, Duma masih tetap memiliki harapan untuk sembuh. “Dulu pernah ada dokter datang periksa. Katanya ini penyakit katarak, dan bisa sembuh kalau dioperasi," ujar Asim, anak Duma. Namun sayangnya segalanya harus terbentur oleh biaya pengobatan rumah sakit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar