Selasa, 17 April 2012

OLAHRAGA


Dana Lampu Stadion Wujil

Syahrul Munir | Latief | Sabtu, 3 Maret 2012 | 13:21 WIB
http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/03/1104131620X310.JPGk10-11 Petugas tengah melakukan persiapan uji coba lampu penerangan di Stadion Wujil, Kabupaten Semarang, Sabtu (03/03/2012)
1
TERKAIT:
UNGARAN, KOMPAS.com — Pemasangan empat titik lampu penerangan di Stadion Wujil, Semarang, Jawa Tengah, senilai Rp 7 miliar dinilai sebagai pemborosan keuangan negara. Lampu penerangan dibiayai dengan APBD Jateng tersebut dikhawatirkan mangkrak lantaran tak dilengkapi genset untuk menyalakannya.
http://assets.kompas.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
Sebenarnya yang kami usulkan adalah pembangunan pagar penonton, perbaikan tribun, dan penanaman rumput yang standar. Namun, kegiatan yang direalisasikan justru pemasangan lampu.
-- Joko Sriyono
http://assets.kompas.com/data/2k10/kompascom2011/images/quote_1.gif
"Sebenarnya yang kami usulkan adalah pembangunan pagar penonton, perbaikan tribun, dan penanaman rumput yang standar. Namun, kegiatan yang direalisasikan justru pemasangan lampu,'' kata Anggota Komisi B DPRD Kabupaten Semarang, Joko Sriyono, Sabtu (3/3/2012).
Menurut Joko, Pemprov Jateng semestinya berkoordinasi dengan kabupaten dalam membuat program kegiatan di daerah. Dengan demikian, anggaran untuk membiayai program kegiatan di daerah tepat sasaran dan tidak mubazir.
Dikonfirmasi mengenai hal ini, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Disporabudpar) Kabupaten Semarang, Gofar Ismail, mengatakan, pengadaan genset untuk melengkapi lampu penerangan Stadion Wujil akan diusulkan ke provinsi tahun ini.
"Ya, kalau ada pertandingan di malam hari sementara kita sewa genset dulu," ujarnya.
Pantauan Kompas.com, Sabtu siang ini, sejumlah petugas tengah melakukan persiapan uji coba lampu dengan mendatangkan empat buah genset. Menurut seorang petugas, Heru (44), untuk menghidupkan empat titik lampu stadion itu sedikitnya dibutuhkan listrik 300.000 watt.
"Satu titik terdiri dari 36 buah lampu, tiap satu lampu butuh 2.000 watt listrik," katanya.
Kakek Tunanetra Hidup dari Sangkar Ayam
Abdul Haq | Glori K. Wadrianto | Jumat, 2 Maret 2012 | 08:25 WIB

|
Label: kesehatan
http://t3.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSAaW__cWVzyRecZbVPXTWKGk_j-zFm091dbvqCL4ZeFBGfF06zJOK_81A


Jogging merupakan olahraga yang paling gampang dilakukan. Tak hanya murah, olahraga ini relatif mudah dan dapat dilakukan siapa saja baik itu tua maupun muda. Tidak membutuhkan piranti mahal dan anda bisa melakukannya di mana saja, terutama pagi hari sebelum melakukan aktivitas rutin.

Semua orang setuju dengan manfaat fisik jogging, diantaranya meningkatkan stamina, menurunkan berat badan, membakar lemak di perut, menguatkan otot dan memadatkan tulang, mengencangkan paha dan bokong, memperbaiki nafsu makan, penghilang insomnia, mencegah datangnya penyakit, meminimalkan serangan jantung, dan sebagaimya.

Seluruh manfaat secara fisik tersebut dapat dirangkum dengan kalimat menjaga kesehatan sehingga meminimalisir datangnya penyakit. Sedangkan sisi lain yang perlu anda ketahui dari jogging adalah manfaat dari sisi psikologisnya. Jogging mampu meningkatkan rasa percaya diri. Bentuk tubuh yang indah dan terjaga tentu saja mampu meningkatkan daya terik anda. Ditambah lagi dengan komunitas atau dunia baru yang anda masuki mampu meningkatkan jaringan pertemanan anda, sahabat atau pacar baru, atau bahkan jodoh?

Selain itu jogging mampu menghilangkan stres. Terjebak dengan masalah hidup atau rutinitas yang membuat anda jenuh dapat dihilangkan dengan berlari atau berjalan santai di pagi hari. Perasaan akan berubah menjadi semangat dan anda lebih siap menjalani hari. Selain itu jogging dapat meningkatkan produksi hormon endorfin yang memang mampu menurunkan stres.

Ternyata tak hanya sisi fisik saja bukan, seperti yoga. Jogging juga memiliki manfaat untuk meredakan stres. Selain itu manfaat kejiwaan lain adalah rasa bugar yang memacu semangat membuat anda lebih ceria dan lebih memaksimalkan diri menjalani aktivitas sehari-hari. (wd)

 

Sejarah Bulutangkis

badminton
Bulutangkis atau badminton adalah suatu olahraga raket yang dimainkan oleh dua orang (untuk tunggal) atau dua pasangan (untuk ganda) yang berlawanan.
Mirip dengan tenis, bulutangkis dimainkan dengan pemain di satu sisi bertujuan memukul bola permainan ("kok" atau "shuttlecock") melewati net agar jatuh di bidang permainan lawan yang sudah ditentukan. Dia juga harus mencoba mencegah lawannya melakukan hal tersebut kepadanya.
Partai
Ada lima partai yang biasa dimainkan dalam bulutangkis. Mereka adalah:
1. Tunggal putra
2. Tunggal putri
3. Ganda putra
4. Ganda putri
5. Ganda campuran
Sejak 1 Februari 2006, seluruh partai memakai sistem "pemenang dua dari tiga set" (best of three) yang masing-masing diraih dengan mencapai 21 poin secara rally point.
Memainkan bulutangkis
Tiap pemain atau pasangan mengambil posisi pada kedua sisi jaring di atas wilayah persegi panjang yang ditandai di lantai sebagaimana diperlihatkan di diagram.
Tujuan permainan adalah untuk memukul sebuah kok menggunakan raket, melompati jaring ke wilayah di seputar batasan/aras tertanda sebelum pemain atau pasangan lawan bisa memukulnya balik. Untuk setiap kali ini berhasil dilakukan oleh regu yang menyervis, pemain atau pasangan penyervis (peladen) mencetak skor satu poin. Setelah memenangi satu poin, pemain yang sama menyervis kembali, dan terus menyervis sepanjang mereka terus mencetak poin. Apabila regu yang tak menyervis memenangkan reli ini, tiada poin dicetak oleh mereka tetapi ada pergantian penyervis. Dalam permainan ganda, seorang peladen memulai permainan, dan setelah kalah sebuah reli, servis berpindah ke regu lawan. Dari waktu itu ke depannya, kedua pemain pada seregu bergantian menyervis (meladen) sebelum servis kembali berpindah kepada lawan mereka. Pemain di sisi servis tangan kanan selalu memulai servis.

Wilayah servis



Gelanggang badminton
Tiap-tiap pemain menetapkan di antara dua wilayah servis. Ada wilayah servis untuk tunggal, yakni berlebar 5,18 meter dan panjangnya 13,40 meter. Areal servis untuk ganda berukuran 6,10 meter pada lebarnya dan 11,88 meter panjangnya. Wilayah servis dibagi dua belahan. Di tengah-tengah lapangan berdiri jaring/net, yakni 1,55 meter tingginya. Garis-garis servis pendek berentang 1,98 meter dari jaring. Kotak servis kiri dan kotak servis kanan dipisahkan oleh garis di tengahnya.
Perlengkapan
• Raket: Secara tradisional raket dibuat dari kayu. Kemudian aluminium atau logam ringan lainnya menjadi bahan yang dipilih. Kini, hampir semua raket bulutangkis profesional berkomposisikan komposit serat karbon (plastik bertulang grafit). Serat karbon memiliki kekuatan hebat terhadap perbandingan berat, kaku, dan memberi perpindahan energi kinetik yang hebat. Namun, sejumlah model rendahan masih menggunakan baja atau aluminium untuk sebagian atau keseluruhan raket.
• Kok: Kok adalah bola yang digunakan dalam olahraga bulutangkis, terbuat dari rangkaian bulu angsa yang disusun membentuk kerucut terbuka, dengan pangkal berbentuk setengah bola yang terbuat dari gabus. Dalam latihan atau pertandingan tidak resmi digunakan juga kok dari pelastik.
• Senar: Mungkin salah satu dari bagian yang paling diperhatikan dalam bulutangkis adalah senar nya. Jenis senar berbeda memiliki ciri-ciri tanggap berlainan. Keawetan secara umum bervariasi dengan kinerja. Kebanyakan senar berketebalan 21 ukuran dan diuntai dengan ketegangan 18 sampai 30+ lb. Kesukaan pribadi sang pemain memainkan peran yang kuat dalam seleksi senar.
• Sepatu: Karena percepatan sepanjang lapangan sangatlah penting, para pemain membutuhkan pegangan dengan lantai yang maksimal pada setiap saat. Sepatu bulutangkis membutuhkan sol karet untuk cengkraman yang baik, dinding sisi yang bertulang agar tahan lama selama tarik-menarik, dan teknologi penyebaran goncangan untuk melompat; bulutangkis mengakibatkan agak banyak stres (ketegangan) pada lutut dan pergelangan kaki.
• Net: Bulutangkis tidak akan pernah bisa berjalan tanpa perlengkapan yang satu ini. Net merupakan pembatas antara bidang permainan pemain yang satu dengan yang lain. Tinggi net kurang lebih 152 cm dan sama untuk semua jenis permainan, baik itu tunggal maupun ganda, putri maupun putra.
Sejarah
Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Tiongkok.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat China, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.
Rencengan peraturan yang pertama ditulis oleh Klub Badminton Bath pada 1877. Asosiasi Bulutangkis Inggris dibentuk pada 1893 dan kejuaraan internasional pertamanya berunjuk-gigi pertama kali pada 1899 dengan Kejuaraan All England.
Bulutangkis menjadi sebuah olah raga populer di dunia, terutama di wilayah Asia Timur dan Tenggara, yang saat ini mendominasi olah raga ini, dan di negara-negara Skandinavia.
International Badminton Federation (IBF) didirikan pada 1934 dan membukukan Inggris, Irlandia, Skotlandia, Wales, Denmark, Belanda, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis sebagai anggota-anggota pelopornya. India bergabung sebagai afiliat pada 1936. Pada IBF Extraordinary General Meeting di Madrid, Spanyol, September 2006, usulan untuk mengubah nama International Badminton Federation menjadi Badminton World Federation (BWF) diterima dengan suara bulat oleh seluruh 206 delegasi yang hadir.
Olah raga ini menjadi olah raga Olimpiade Musim Panas di Olimpiade Barcelona tahun 1992. Indonesia dan Korea Selatan sama-sama memperoleh masing-masing dua medali emas tahun itu.

 
Sejarah Tenis Meja

 –Ping pong itulah nama permainan tenis meja yang lebih di kenal dalam masyarakat. Istilah kata ping pong merupakan nama resmi dari tenis meja untuk Republik Rakyat Cina, namun di Indonesia juga tidak asing lagi dengan istilah ping pong. Permainan ping pong sama dengan permainan badminton yaitu menggunakan raket, namun raket bola ping pong terbuat dari papan dan dilapisi dengan karet atau sering disebut bat (baca bet). Sejarah tenis meja masuk ke asia melalui Republik Rakyat Cina, Jepang dan Korea. Negara-negara tersebut merupakan pelopor perkembangan tenis meja di Asia. Sedangkan sejarah tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Pada tahun 1939 sebelum perang dunia ke II para tokoh petinis meja indonesia mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Dan sejak itu, Perkembangan tenis meja di Indonesia hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat.
Permainan tenis meja masuk Asia Selain India setelah tahun 1910. Namun usaha-usaha terorganisir untuk memperkokoh kepentingan tenis meja baru berakar pada waktu diselenggarakannya kejuaraaj dunia di Bombay pada bulan Februari 1952. Negara-negara Asia sebagai peserta di dalam kejuaraan dunia tersebut memutuskan untuk membentuk federasi tenis meja asia yang dalam bahasa inggris lebih dikenal dangan The Table Tennis Federation of Asia. Federasi ini telah menyelenggarakan dangan sukses 10 kejuaraan Asia, yaitu :
Ke 1 di Singapura tahun 1952.
Ke 2 di Tokyo tahun 1953.
Ke 3 di Singapura tahun 1954.
Ke 4 di Manila tahun 1957.
Ke 5 di Bombay tahun 1960.
Ke 6 di Manila tahun 1963.
Ke 7 di Seoul tahun 1964.
Ke 8 di Singapura tahun 1967.
Ke 9 di Jakarta tahun 1969.
Ke 10 di Nagoya tahun 1970.
Beberapa negara Asia kemudian merasa kurang puas dengan TTFA, karena ternyata belum menghimpun seluruh kekuatan di Asia, sebagaimana termaksud di dalam anggaran dasar TTFA.
Pada bulan Maret 1972, perwakilan dari asosiasi tenis meja Cina, DPR Korea, dan Jepang bertemu khusus untuk mengambil inisiatif mengadakan pertemuan pendahuluan di Beijing, Cina. Pada bulan Mei tahun itu juga pertemuan pendahuluan dilakukan dan dihadiri oleh delegasi dari 16 negara yaitu masing-masing : Camboja, Cina, DPR Korea, Iran, Irak, Jepang, Kuwait, Lebanon, Malasyia, Nepal, Pakistan, Palestina, Singapura, Srilangka, Siria, dan Vietnam. Sejalan dengan keinginan keras dari para delegasi, maka pertemuan pendahuluan di ubah statusnya menjadi pertemuan pembukaan untuk membentuk Asian Table Tennis Union (ATTU) pada tanggal 7 Mei 1972. Pertemuan menerima komunike dan anggaran dasar serta memilih pengurus ATTU.
Kejuaraan Asian masa ke pengurusan ATTU ke I dan kongres ATTU ke I di selenggarakan di Beijing pada bulan September 1972. Enam kongres ATTU dan kejuaraan Asia telah diselenggarakan dengan sukses di :
1. Beijing.
2. Yokohama.
3. Pyong-Yang.
4. Kuala Lumpur.
5. Calcuta.
6. Jakarta, sejak tahun 1972 hingga tahun 1982.
Tujuan dibentuknya ATTU adalah :
1. Untuk mempererat tali persahabatan antar pemain tenis meja dan rakyat dari negara-negara dan wilayah di Asia dan untuk memperdalam hubungan persahabatan antar masyarakat tenis meja dan pemain Asia dengan mereka dari benua-benua lain.
2. Untuk mempertinggi popularitas, pengembangan dan prestasi tenis meja di Asia. Dasar pokoknya adalah : persamaan hak serta saling hormat menghormati antar sesame anggota uni, besar maupun kecil, serta konsultasi demokratik.
Sampai tahun 1982 ATTU telah mendapatkan 32 anggota penuh dari Asia dengan dua associate member dari Oceania.
Sekretariat ATTU di tempatkan di Beijing tempat domisilinya sekretasis jendral bulletin ATTU dalam bahasa Inggris yangn sudah diterbitkan sejak tahun 1979.
ATTU mendapat pengakuan resmi sebagai satu-satunya wadah kontinental yang mengatur petenis mejaan di Asia, dari ITTF pada tahun 1975 bertepatan dengan penyelenggaraan general meeting ITTF ke 33 di Calcuta.
Sejarah Tenis Meja Indonesia:
Permainan tenis meja di Indonesia baru dikenal pada tahun 1930. Pada masa itu hanya dilakukan di balai-balai pertemuan orang-orang Belanda sebagi suatu permainan rekreasi. Hanya golongan tertentu saja dari golongan pribumi yang boleh ikut latihan, antara lain keluarga pamong yang menjadi anggota dari balai pertemuan tersebut.
Sebelum perang dunia ke II pecah, tepatnya tahun 1939, tokoh-tokoh pertenismejaan mendirikan PPPSI (Persatuan Ping Pong Seluruh Indonesia). Pada tahun 1958 dalam kongresnya di Surakarta PPPSI mengalami perubahan nama menjadi PTMSI (Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia). Tahun 1960 PTMSI elah menjadi anggota federasi tenis meja Asia, yaitu TTFA (Table Tennis Federation of Asia).
Perkembangan tenis meja di Indonesia sejak berdirinya PPPSI hingga sekarang bisa dikatakan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya perkumpulan-perkumpulan tenis meja yang berdiri, serta banyaknya pertandingan tenis meja yang dilakukan, misalnya dalam arena : PORDA, PON, POMDA, POSENI di tingkat SD, SLTP, SLTA serta pertandingan-pertandingan yang diselenggarakan oleh perkumpulan-perkumpulan tenis meja, instansi pemerintah atau swasta atau karang taruna dll.
Indonesia selalu di undang dalam kejuaraan-kejuaraan dunia resmi setelah Indonesia terdaftar sebagai anggota ITTF pada tahun 1961. Selain kegiatan-kegiatan pertandingan tersebut, hal lain yang patut dicatat dalam perkembangan pertenismejaan nasional adalah berdirinya Silatama (Sirkuit Laga Tenis Meja Utama) yang dimulai pada awal tahun 1983, yang diiselenggarakan setiap 3 bulan sekali serta Silataruna yang kegiatannya dimulai sejak 1986 setiap 6 bulan sekali.
 
Widodo: Timnas Kalah Karena Lelah
Ary Wibowo | Caroline Damanik | Rabu, 29 Februari 2012 | 09:42 WIB


1521404620X310
Kompas/Heru Sri Kumoro
Pelatih Timnas U-21 Widodo C Putro memberikan arahan kepada pemain yang mengikuti seleksi Timnas U-21 di Senayan, Jakarta, Senin (9/1/2012). Sebanyak 57 pemain mengikuti seleksi untuk diberangkatkan ke Brunei Darussalam mengikuti kejuaraan Hassanal Bolkiah Trophy pada 25 Februari hingga 5 Maret mendatang.
TERKAIT
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelatih tim nasional U-21, Widodo Cahyono Putro, mengaku kecewa dengan kekalahan 1-3 anak asuhnya dari Myanmar dalam lanjutan turnamen Hassanah Bolkiah Trophy di Hassanah Bolkiah National Stadium, Selasa (28/2/2012). Dia menilai, kondisi fisik dan stamina pemain menjadi permasalahan dalam pertandingan tersebut.

Indonesia bermain cukup baik pada babak pertama. Bahkan, Indonesia mampu lebih unggul lebih dahulu lewat gol Andik Vermansyah pada menit ke-20. Akan tetapi, memasuki paruh kedua, Myanmar mengambil alih permainan. Akhirnya, "The White Angel" dapat mencetak tiga gol melalui Kyaw Zayar, dan dua gol Kyaw Ko Ko.

"Secara permainan, anak anak bermain baik terutama di babak pertama. Faktor kelelahan diakibatkan padatnya jadwal pertandingan, seperti kita sama sama tahu, Indonesia bermain tiga kali dalam jangka waktu enam hari, sedangkan Myanmar baru saja libur tiga hari," ujar Widodo dalam keterangan yang dikirim media officer PSSI, di Jakarta, Rabu (29/2/2012).

Sebelum melawan Myanmar, Indonesia memang telah menjalani dua laga. Pertama, Andik dan kawan-kawan sukses meraih poin penuh usai menggebuk Laos, 2-0, pada Jumat (24/2/2012). Sedangkan, pertandingan kedua, Indonesia hanya bermain imbang melawan Singapura 1-1, dua hari setelahnya, Minggu (26/2/2012).

"Jadi yang menjadi faktor utama kekalahan yaitu kelelahan sehingga hilang konsentrasi di awal babak kedua," kata Widodo.

Dengan kekalahan itu, posisi Indonesia turun ke peringkat kedua klasemen grup A dengan mengantongi empat poin hasil satu kali kemenangan dan satu kali imbang, satu kekalahan. Di laga terakhir, Indonesia akan ditantang Filipina pada Minggu (4/2012/3). "Garuda Muda" tentu harus menang dengan selisih gol yang cukup besar apabila masih berharap untuk melangkah ke babak selanjutnya.

"Untuk pertandingan berikutnya kita ada evaluasi dan istirahat yang cukup panjang sehingga diharapkan recovery anak-anak cukup dan bisa kembali bugar sehingga bisa maksimal di pertandingan terakhir," tutup Widodo.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar